Rembulan malam, terimah kasih perjuanganmu
Untuk dikau rembulan malam, penerang dikegelapan, penyinar separuh jiwa yang hampa dan kosong. Lewat tulisan ini, kuhaturkan padamu ucapan terimah kasihku yang tak terhingga. Yang telah lama berjuang menantikan ruang hampa,ruang yang didalamnya tak ada sedikitpun cahaya, yang dengannya itu kau begitu mudah untuk menyinarinya meski harus menunggu kesekian lamanya. Aku tak ragu akan kemampuanmu, aku yakin kaulah penerang itu. Karena kebertahananmu akan keyakinan disuatu saat nanti tentang seseorang yang akan datang, yang mana seseorang itu bukanlah yang sempurna, bukan pula yang terhebat, tapi yang akan berusaha menjaga amanah darimu. Dan itu menjadi pegangan bagi hamba bahwa kau benar benar tangguh dan rela mengorbankan segalanya untuk hari itu kelak. Hari dimana kau berani untuk keluar dari zona mu, memutuskan pilihanmu, menentukan sendiri arah perjalanan yang akan kau arungi dibahtera yang perjalanannya belum tau pasti sampai dimana, karena dengan alasan takdir akan senantiasa menghampiri disetiap nafas ummatnya.
Wahai rembulan malam, aku kagum dengan ketangguhanmu. Menjalani hidup dari satu nafas kenafas baru, yang mana dalam nafas itu terkadang kau tersesak, sampai sampai nyaris tak mampu lagi untuk bernafas melihat begitu banyaknya bintang gemintang yang mendekatimu, Yang senantiasa berusaha mencuri sinar terang milikmu.
Wahai rembulan,sedikit curhat dariku.
Sebenarnya akupun tak tau alasan itu, kenapa sampai detik aku mengenalmu. Begitu banyak cahaya yang berusaha menembus dinding tembok ruang ini, namun tak satupun yang mampu mengkoyak koyaknya. Tak sedikit yang kecewa dengan tingkahku yang apatis. Bahkan, singkat cerita, ada beberapa yang seringkali diulang ulang namanya, bahkan seolah olah ingin mendikte, entah apa istilahnya, doktrin atau apalah. Tapi dasarnya aku adalah kepala batu, yaaa mental kiri mental kanan saja. Lalu setelahnya, nama nama baru lain muncul, dan itu tak sedikit. Tapi,dengan kemunculanmu yang tiba tiba, entah apa yang membuat itu tergerak. Akupun rela hanyut kedalam cahayamu. Aku bahkan tak mempertanyakan banyak darimu, cuma tiga ji pertanyaanku, mau jaki jadi istriku? Dan mau jaki jadi ibu dari anak anakku? Dan terakhir, mau jaki tinggal dipatanyamang? Jawab memangmi. Wkwkwk
Jammi terlalu serius bacai deh, santai saja. Hahahhaha
Sampai jumpa, dan Salam
FH
Wahai rembulan malam, aku kagum dengan ketangguhanmu. Menjalani hidup dari satu nafas kenafas baru, yang mana dalam nafas itu terkadang kau tersesak, sampai sampai nyaris tak mampu lagi untuk bernafas melihat begitu banyaknya bintang gemintang yang mendekatimu, Yang senantiasa berusaha mencuri sinar terang milikmu.
Wahai rembulan,sedikit curhat dariku.
Sebenarnya akupun tak tau alasan itu, kenapa sampai detik aku mengenalmu. Begitu banyak cahaya yang berusaha menembus dinding tembok ruang ini, namun tak satupun yang mampu mengkoyak koyaknya. Tak sedikit yang kecewa dengan tingkahku yang apatis. Bahkan, singkat cerita, ada beberapa yang seringkali diulang ulang namanya, bahkan seolah olah ingin mendikte, entah apa istilahnya, doktrin atau apalah. Tapi dasarnya aku adalah kepala batu, yaaa mental kiri mental kanan saja. Lalu setelahnya, nama nama baru lain muncul, dan itu tak sedikit. Tapi,dengan kemunculanmu yang tiba tiba, entah apa yang membuat itu tergerak. Akupun rela hanyut kedalam cahayamu. Aku bahkan tak mempertanyakan banyak darimu, cuma tiga ji pertanyaanku, mau jaki jadi istriku? Dan mau jaki jadi ibu dari anak anakku? Dan terakhir, mau jaki tinggal dipatanyamang? Jawab memangmi. Wkwkwk
Jammi terlalu serius bacai deh, santai saja. Hahahhaha
Sampai jumpa, dan Salam
FH
Komentar
Posting Komentar