Jammi dibaca

Seperti biasa dikala kalut mengganggu bukan mainnya, hal biasa dan sudah terbiasa kulakukan itu hanyalah merenung. Tak ada yg bisa kulakukan selain itu.
Meski kita berdua sudah berpesta ria di layar kecil dan juga membantu sedikit bernafas, tetap saja tak berpengaruh apa apa bahkan dari pagi sampai sore menjelang magrib kita tetap saja berduet, lagi lagi itu bukan pengobatnya, hanya sedikit penahan rindu yang tengah mendera perasaan. Kini kembali lagi aku ke pangkuan renungan. (Hips hips hips sedihta mamo)

Lagi lagi aku kalah, ya cerita ini hanya berlaku pada pria yang malang sepertiku. Tak bisa menahan rindu, mirip bocah yang baru kenal wanita saja. Kadang sebenarnya aku kesal, kadang berfikir tindakan yang kulakukan memalukan dan bodoh. Tapi..... Aakhhhh lagi lagi rasa ini tak bisa ku bohongi, ingin rasanya waktu dipercepat saja (preett)

Sore ini ingin kuceritakan sedikit kekalutanku pada air yang sedikit tak tenang menatapku,sinis tatapanx ku balas dengan batu kecil, sesekali kulempar lagi batu batu kecil itu, setiap kulempar ia kembali gelisah menatapku. Dibenakx mungkin saja ia kira aku sudah gila, soalx sedari tadi aku hanya lempar batu sembunyi tangan,lempar lagi sembunyi lagi.
Halo airr..
Maafkanlah diriku ini curhap kepadamuhhh.. Seandainya manusiaki, mungkin muntahki dengan curhapku. Tp untungna tonji air jaki.
Itu toh ianu, batena na jahati ka. Nakasi baper ja. Deh aslimi ini yang paling jahat, tapi kusuka ji ia sih.. Tapi  rencanaka mau balas nanti air, tunggu saja pembalasanku, kalo rindu ini sudah terbayar, hahahahahah

TAMAT
(next tulisan lagi setelah mappettuada)


Komentar

Postingan Populer